PENGARUH ORANGTUA YANG SHALIH TERHADAP ANAK
Kesalihan kedua orangtua merupakan teladan yang baik bagi anak, mempunyai pengaruh yang besar terhadap kejiwaan anak. Apabila kedua orangtua mempunyai kedisiplinan untuk bertakwa kepada Allah swt dan mengikutijalan Allah swt, dan juga terus ada kerja sama antara kedua orangtua untuk menunaikan hal tersebut, maka anak akan ikut tumbuh pula dalam ketaatan dan kepatuan kepada Allah swt karena mencontoh kedua orangtuanya. Inilah yang ditegaskan oleh ayat yang mulia, “Sebagian keturunan menyerupai turunannya.” (QS. Ali Imran: 34)
Keshalihan orangtua bisa memberika keuntungan bagi anak turunnya. Perhatikan kisah Sayyidina Khidir as. Ia membangun sebuah tembok atau benteng secara sukarela, tanpa mengambil upah dari pekerjaannya. Ketika Nabi Musa menanyakan kepadanya tentang alasannya, Khidir menjawab, “Karena kedua orangtuaku shalih”. Bahkan, para malaikatpun mendoakan anak-anak mereka,
“ Ya Tuhan Kami, dan masukkanlah mereka ke dalam syurga 'Adn yang telah Engkau janjikan kepada mereka dan orang-orang yang saleh di antara bapak-bapak mereka, dan isteri-isteri mereka, dan keturunan mereka semua. Sesungguhnya Engkaulah yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” (QS. Al-Mukmin: 8)
Jika anak cucu bisa tumbuh dalam nuansa ketaatan kepada Allah swt dan menyeru kepada agamaNya, maka akan terjadi pertemuan di antara mereka kelak di surga yang kekal.
“Dan orang-oranng yang beriman, dan yang anak cucu mereka mengikuti mereka dalam keimanan, Kami hubungkan anak cucu mereka dengan mereka, dan Kami tiada mengurangi sedikitpun dari pahala amal mereka. tiap-tiap manusia terikat dengan apa yang dikerjakannya.” (QS Ath-Thur: 21)
Oleh karena itu, salah seorang shalih mengatakan, “Wahai anakku, sesungguhnya aku ini sering mendoakanmu.”
At-Tastari juga membiasakan untuk mendoakan anaknya –yang sebenarnya masih berada di tulang sulbinya– dengan cara memperbanyak amal shalih dengan harapan kiranya Allah swt mengkaruniakan anak yang shalih kepadanya. At-Tastari mengatakan, “Aku telah melakukan perjanjian dengan Allah swt ketika anakku masih berupa benih (dalam kandungan), bahwa aku akan memelihara anak-anakku sejak saat ini hingga Allah swt nanti mengeluarkannya ke dunia nyata.”
Inilah bukti keseriusan Salafuddhalih dalam mendidik anak-anak mereka. Semoga Allah swt mengaruniakan kapada kita keturunan yang shalih. Sesungguhnya Ia Maha Mendengar dan Maha Pengabul.
Imam Baihaqi meriwayatkan dalam kitab Al-I’tiqad dengan sanadnya dari Ibnu Abbas bahwa ketika turun firman Allah swt: “Dan bahwasanya seorang manusia tiada memperoleh selain apa yang telah diusahakannya” (QS. An-Najm: 39)
Maka Allah swt selanjutnya menurunkan firma-Nya: ,...... Kami hubungkan anak cucu mereka dengan mereka, ......” (QS Ath-Thur: 21)
Yaitu dengan keimanan. Allah swt memsukkan anak-anak itu ke dalam surga disebabkan oleh keshalihan bapak-bapak mereka.
Ibnu Syahin meriwayatkan, Haritsah bin Nu’man datang kepada Nabi. Ketika itu nabi sedang bercakap dengan seseorang. Haritsah duduk tanpa memberi salam. Jibril ketika itu bersama Nabi saw kemudian berkata: “Kalau saja ia memberi salam, tentu akan kami jawab.”
Nabi bertanya pada jibril, “Apakah engkau mengenalnya?” Jibril menjawab “Ya, Saya kenal. Orang ini adalah salah satu di antara delapan puluh orang yang bersabar pada perang Hunain. Semoga Allah swt memberikan karunia kepada mereka dan juga memberikan karunia kepada anak-anak mereka berupa taman-taman disurga.
Sa’id bin Musayyib berkata, “Sesungguhnya aku sedang melakukan shalat, lalu aku ingat anakku sehingga aku tambah lagi shalatku.” Dalam sebuah riwayat dikatakan bahwa Allah swt memelihara orang shalih hingga tujuh keturunannya. Hal ini ditunjukkan oleh firman Allah swt: “Sesungguhnya pelindungku ialahlah yang telah menurunkan Al kitab (Al Quran) dan Dia melindungi orang-orang yang saleh.” (QS. Al-A’raf: 196)
والله اعلم
Komentar
Posting Komentar