Bagi seorang guru inspiratif, setidaknya memiliki tiga jenis kompetensi, yaitu:
Pertama, kompetensi professional. Kata professional berasal dari kata sifat yang berarti pencarian dan sebagai kata benda yang berarti orang yang mempunyai keahlian seperti guru, ilmuwan, dokter, hakim dsb. Pekerjaan professional adalah pekerjaan yang hanya dapat dilakukan oleh orang yang khusus dipersiapkan untuk pekerjaan itu dan bukan pekerjan yang harus dilakukan oleh mereka yang karena tidak mendapat pekerjaan lain.
Menururt WJS Poerwadarminta, kata profesional memiliki beberapa arti, yaitu: bersangkutan dengan profesi, memerlukan kepandaian khusus untuk menjalankannya, dan mengharuskan adanya pembayaran untuk melakukannya.
Dari pengertian tersebut dapat dirumuskan bahwa seorang guru profesional adalah orang yang mempunyai keahlian khusus dalam bidang keguruan sehingga ia mampu melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya dengan baik. Guru profesional adalah orang yang terdidik dan terlatih dengan baik serta memiliki pengalaman yang kaya dibidangnya.
Kompetensi profesional merupakan kompetensi yang berkaitan langsung dengan keterampilan mengajar, penguasaaan materi pelajaran dan penguasaan penggunaan metodologi pengajaran, serta kemampuan menyelenggarakan administrasi sekolah. Hal ini merupakan keahlian khusus yang hanya dimiliki oleh guru profesional yang telah menempuh pendidikan khusus keguruan.
Kedua, kompetensi personal. Ompetensi personal disebut juga kompetensi kepribadian. Kepribadian adalah keseluruhan dari individu yang terdiri dari unsur psikis dan fisik. Dalam makna yang demikian, maka seluruh sikap dan perbuatan seseorang merupakan suatu gambaran dari kepribadian orang itu. Kepribadian sesungguhnya bersifat abstrak (ma’nawi) yang sukar untuk dilihat atau diketahui secara nyata. Apa yang dapat diketahui adalah penampilan, atau bekasnya dalam segi dan aspek kehidupan. Misalnya, tindakan, ucapan, cara bergaul, berpakaian, dan dalam menghadapi setiap persoalan atau masalah, baik ringan atau berat. Tuntutan akan kepribadian sebagai pendidik kadang-kadang dirasakan lebih berat dibanding profesi lainnya. Ungkapan yang sering dikemukakan bahwa “guru bisa digugu dan ditiru”. Digugu maksudnya bahwa pesan-pesan yang disampaikan guru bisa dipercaya untuk dilaksanakan, dan pola hidupnya bisa ditiru dan diteladani. Hal inilah yang berat karena guru adalah sosok teladan bagi siswa, dan juga masyarakat. Oleh karena itu, segala hal yang keluar dari seorang guru dalam berbagai bentuk perilaku keseharian seharusnya mencerminkan aspek keteladanan.
Gruru yang tidak konsisten antara apa yang dia ajarkan dengan yang dia lakukan akan sulit untuk menjadi guru inspiratif. Apa yang disampaikan dalam kelas pun hanya akan menjadi pengatahuan sambil lau yang tidak akanmembekas dalam jiwa siswanya. Seorang guru agama misalnya, harus menampilkan kepribadian yang baik, baik ketika melaksanakan tugasnya disekolah maupun diluar sekolah. Hal ini penting untuk menjaga wibawa dan citra guru sebagai pendidik yang selalu digugu dan ditiru oleh siswanya dan masyarakat. Kepribadian merupakan faktor penting bagi guru, sebab akan menentukan apakan ia dapat menjadi pembimbing dan pembina yang baik bagi peserta didiknya atau menjadi perusak bagi hari esok peserta didiknya.
Kepribadian seorang guru merupakan unsur yang cukup menentukan keakraban hubungan guru dan siswa. Kepribadian seorang guru akan terscermin dalam sikap dan perbuatannya dalam membina dan membimbing para siswanya. Sikap guru dalam menghadapi segala persoalan, baik keika menghadapi siswa, sesama guru, atau kepala sekolah akan dilihat, diamati, dan dinilai oleh siswa. Sikap pilih kasih dalam memperlakukan siswa adalah yang paling ceat dirasakan para siswanya, karena semua anak mengharapkan perhatiandan kasih sayang dari gurunya. Perilaku siswa tidak boleh dijadikan alasan untuk membedakan perhatian karena alasan nakal misalnya. Guru inspiratif justru akan berusaha untuk menyelidiki dan melakukan berbagai usaha untuk melacak penyebab kenakalan dan kemungkinan penyelesaiannya.
Sebagai penguat dari asumsi ini adalah hasil penelitian yang dilakukan oleh Frend. W. Hart. Ia telah melakukan penelitian terhadap 3.725 orang siswa HIG HTS School di Amerika Serikat. Dari hasil penelitiannya itu, dia menyimpulkan dengan mengemukakan sepuluh sikap yang baik dan disenangi siswa yang tercermin dalam kepribadian guru sebagai berikut:
1. Sikap menolong pekerjaan sekolah dan menerangkan pelajaran dengan jelas dan mendalam serta menggunakan contoh-contoh yang baik dalam mengajar.
2. Periang dan gembira, memiliki perasaan humor.
3. Bersikap bersahabat, merasa sebagai seorang anggota kelompok dalam kelas.
4. Menaruh perhatian dan memahami siswanya.
5. Berusaha agar pekerjaan menarik, dapat membangkitkan keinginan-keinginan bekerja sama dengan siswa-siswanya.
6. Tegas, sanggup menguasai kelas dan dapat membangkitkan rasa hormat pada para siswa.
7. Tidak ada yang lebih disenangi, dan tak pilih kasih, tidak ada anak emas atau anak tiri.
8. Tidak suka mengomel, mencela dan sarkastis.
9. Para siswa benar-benar merasakan bahwa ia mendapatkan sesuatu dari guru.
10. Mempunyai pribadi yang dapat diambil contoh dari pihak siswa dan mesyarakat lingkungannya.
Ketiga, kompetensi sosial. Kompetensi sosial artinya guru harus memiliki kemampuan komunikasi sosial, baik dengan pesertaq didiknya maupun dengan sesama guru, dengan kepala sekolah, pegawai TU, dan dengan masyarakat di lingkungannya.
Tugas dan peran seorang guru tidak hanya sebatas pada lingkungan sekolah saja, melainkan juga menjadi panutan masyarakat. Ia tidak hanya dibutuhkan siswa saja, tetapi juga dibutuhkan lingkungan masyarakat untuk menyelesaikan aneka ragam masalah di masyarakat. Kedudukan guru yang demikian senantiasa relevan dengan zaman dan sampai kapanpun diperlukan.
Komentar
Posting Komentar