1. Malaikat Jiblril datang kepada Nabi
Muhammad seperti bunyi lonceng. Inilah kondisi paling berat yang dialami
Nabi saat menerima wahyu Allah melalui Malaikat Jibril. Tubuh beliau menggigil
dan keringat bercucurang dari tubuh beliau karena mendengar suara lonceng yang
begitu menggetarkan.
2. Malaikat Jibril datang kepada Nabi Muhammad SAW dengan wujud seorang laki-laki yang sangat tampan. Dengan wujud seperti itu Malaikat JIbril mengajarkan wahyu kepada Nabi Muhammad, sehingga Nabi mengetahui dan hafal benar wahyu tersebut.
3. Malaikat Jibril datang dengan wujud aslinya yang memiliki sayap membentang
memenuhi langit. Malaikat Jibril datang ini ketika Nabi Muhammad berada
di Gua Hira dan menerima wahyu untuk pertama kalinya. Diceritakan bahwa Nabi
Muhammad sangat ketakutan. Sebab, Jibril dalam wujud aslinya mendekap Nabi
Muhammad, sehingga beliau menggigit.2. Malaikat Jibril datang kepada Nabi Muhammad SAW dengan wujud seorang laki-laki yang sangat tampan. Dengan wujud seperti itu Malaikat JIbril mengajarkan wahyu kepada Nabi Muhammad, sehingga Nabi mengetahui dan hafal benar wahyu tersebut.
4. Malaikat JIbril datang menyampaikan wahyu langsung ke dalam hati Nabi Muhammad. Pada kondisi ini Nabi tidak meliha Malaikat Jibril dalam wujud apapun. Namun, beliau merasa wahyu tersebut telah tersimpan dalam kalbunya.
Demikian kondisi dimana proses penerimaan wahyu kepada Nabi Muhammad SAW, kondisi ini berlangsung selama 23 tahun. Karena Al Qur’an diturunkan dalam rentang waktu yang demikian, inilah yang membedakan Al Qur’an dengan kitab-kitab samawi lainnya yaitu, Taurat, Zabur dan Injil yang diturunkan sekaligus tanpa rentang waktu. Dibawah firman Allah SWT mengenai rentang waktu penurunan wahyu Al Qur’an;
وَقُرْءَانًا فَرَقْنهُ لِتَقْرَأَهُو
عَلَى النَّاسِ عَلَى مُكْثٍ وَنَزَّلْنَهُ تَنْزِيْلاً
Artinya: “Dan Al Qur’an (Kami turunkan) berangsur-angsur agar engkau (Muhammad) membacakannya kepada manusia perlahan-lahan dan Kami menurunkannya secara bertahap.” (QS Al Israa’ (17) : 106)
Al Qur’an ini diturunkan pertama kali pada malam lailatul qadar di bulan Ramadhan. Menurut sebagian besar ulama, penurunan Al Qur’an yang dimaksud bukan penurunan kepada Nabi Muhammad SAW, melainkan penurunan Al Qur’an secara keseluruhan dari ‘Arsy ke langit dunia di Bait al ‘Izzah. Dari Bait al ‘Izzah inilah Al Qur’an kemudian diturunkan secara berangsur-angsur kepada Nabi Muhammad SAW selama kurang lebih 23 tahun lamanya. Rentang itu adalah semenjak beliau diutus menjadi Rasul pada usia 40 tahun, hingga beliau wafat pada usia 63 tahun. Dan selama 13 tahun kerasulan, Nabi Muhammad tinggal di Mekah dan 10 tahun sisanya beliau tinggal di Madinah.
Artinya: “Dan Al Qur’an (Kami turunkan) berangsur-angsur agar engkau (Muhammad) membacakannya kepada manusia perlahan-lahan dan Kami menurunkannya secara bertahap.” (QS Al Israa’ (17) : 106)
Al Qur’an ini diturunkan pertama kali pada malam lailatul qadar di bulan Ramadhan. Menurut sebagian besar ulama, penurunan Al Qur’an yang dimaksud bukan penurunan kepada Nabi Muhammad SAW, melainkan penurunan Al Qur’an secara keseluruhan dari ‘Arsy ke langit dunia di Bait al ‘Izzah. Dari Bait al ‘Izzah inilah Al Qur’an kemudian diturunkan secara berangsur-angsur kepada Nabi Muhammad SAW selama kurang lebih 23 tahun lamanya. Rentang itu adalah semenjak beliau diutus menjadi Rasul pada usia 40 tahun, hingga beliau wafat pada usia 63 tahun. Dan selama 13 tahun kerasulan, Nabi Muhammad tinggal di Mekah dan 10 tahun sisanya beliau tinggal di Madinah.
Komentar
Posting Komentar