Bilal bin Rabah adalah orang berkulit hitam dari Habsyah
(Ethiopia) yang masuk Islam saat ia masih menjadi budak. Bilal pernah mengalami
kejamnya perbudakan dan kemudian ia mendapatkan kebebasan serta kedudukan yang
tinggi dengan datangnya Islam. Bilal yang memiliki postur kurus dan tinggi
dengan rambut yang tebal bukanlah berasal dari kalangan bangsawan. Pada saat
itu, Abu Bakar yang membeli Bilal saat masih berstatus budak dan
membebaskannya.
Pasalnya, Bilal terus menerus disiksa oleh sang majikan saat
ketahuan memeluk agama Islam. Sang majikan memaksa agar Bilal mau meninggalkan
Islam dan menyembah Latta dan Uzza. Saat itu Abu Bakar menemukan Bilal bin
Rabah di bawah terik sinar matahari ketika Bilal sedang mendapat hukuman dari
majikannya yang bernama Umayyah. Leher Bilal diikat dan dijemur menghadap
matahari di tengah padang pasir yang sangat panas. Bahkan dadanya pun ditindih
dengan batu besar hingga nafasnya terasa sesak.
Abu Bakar pun membebaskan Bilal dengan membelinya dari
Umayyah lalu mengobati luka-luka yang dialami Bilal di rumahnya. Saat
Rasulullah SAW hijrah menuju Madinah, Bilal senantiasa menemani dan menjaga
Rasullulah kemana pun juga. Bilal kemudian dipilih oleh Rasulullah SAW menjadi
muadzin atau orang pertama yang mengumandangkan adzan. Dari Zaid bin Arqam,
Rasulullah SAW bersabda, “Iya, orang itu adalah Bilal, pemuka para muadzin dan
tidaklah mengikutinya kecuali para muadzin. Para muadzin adalah orang-orang
yang panjang lehernya di hari kiamat.” Bilal dipilih menjadi muadzin pertama karena
Bilal memiliki suara yang indah dan keras sehingga dapat menjangkau jarak yang
jauh. Saat itu, Bilal pun menjadi muadzin pertama yang mengumandangkan adzan di
kota Madinah.
Tak hanya menjadi muadzin pertama, Bilal pun mempunyai
kedudukan yang istimewa di sisi Rasulullah SAW. Bahkan Bilal pun telah
digaransi masuk surga oleh Rasulullah SAW. Lebih istimewa lagi, suara langkah
kaki Bilal pun terdengar hingga ke surga. Saat itu, Rasulullah SAW mendengar
suara sandal Bilal saat Rasulullah SAW berada di surga pada malam Isra Mi’raj.
Dikisahkan bahwa selepas salat subuh berjamaah, Rasulullah
SAW memanggil Bilal dan bertanya, “Katakanlah kepadaku, apa amalanmu yang
paling besar pahalanya yang kamu kerjakan dalam Islam? Karena sesungguhnya aku
mendengar hentakkan sandalmu di surga.” Kemudian Bilal pun menjawab, “Setiap
aku berwudhu, kapanpun itu, baik siang maupun malam, aku selalu melakukan salat
dengan wudhu tersebut.”
Rupanya, Bilal bin Rabah merupakan orang yang selalu menjaga
wudhu dalam setiap kegiatannya sehari-hari. Ketika wudhunya batal, Bilal pun
akan kembali berwudhu lagi lalu melakukan salat dua rakaat setelah wudhu.
Amalan tersebutlah yang membuat Bilal begitu istimewa hingga suara sandalnya
pun terdengar hingga ke surga.
Sebagaimana dari Abu Hurairah RA, beliau RA mengatakan,
“Rasulullah SAW bersabda kepada Bilal setelah menunaikan salat subuh, ‘Wahai
Bilal, beritahukanlah kepadaku tentang perbuatan-perbuatanmu yang paling engkau
harapkan manfaatnya dalam Islam. Karena sesungguhnya tadi malam aku mendengar
suara terompahmu di depanku di surga.’ Bilal RA menjawab, ‘Tidak ada satu
perbuatan pun yang pernah aku lakukan, yang lebih kuharapkan manfaatnya dalam
Islam dibandingkan dengan (harapanku terhadap) perbuatanku yang senantiasa
melakukan salat (sunah) yang mampu aku lakukan setiap selesai bersuci (wudhu)
dengan sempurna di waktu siang ataupun malam.” (HR. Muslim)
Demikianlah kisah hidup Bilal bin Rabah, orang pertama yang
mengumandangkan adzan dan bahkan suara sandalnya pun terdengar hingga ke surga.
Pasalnya, Bilal selalu menjaga keimanannya dan kesuciannya dengan selalu
menjaga wudhunya. Bilal kemudian wafat pada tahun 20 Hijriah di Damaskus saat
ia berusia sekitar 60 tahun.
Komentar
Posting Komentar